Mega-mega jang disentuh, pudar karena keagungan kerja
Badai-badai jang ditentang,njisih karena keagungan jiwa
Tiadalah kebahagiaan sebesar kebahagian selesai kerja

 

Tiadalah kelapangan sebesar kelapangan kemenangan jiwa
Dan semua pengabdian Diuntukkan bagi keagungan bangsa
Dan semua kelelahan Diuntukkan bagi kemulian manusia……..

 

Sebuah puisi tertuliskan pada sebidang bingkai terbuat dari kuningan di ruang lobby Hotel Indonesia, dan tertulis pada saat peresmian Hotel Indonesia tanggal 5 Agustus 1962 sedangkan diluar bangunan hotel Tugu Selamat Datang juga berdiri dengan megahnya melambaikan tangan keramahan dan keceriaan bangsa Indonesia menyambut kontingen-kontingen duta olahraga pada pesta Asian Games tahun 1962 .

 


hi MONUMEN PATUNG SELAMAT DATANG, Bundaran HI berada tepat pada garis axis Utara –Selatan mengikat kawasan pelabuhan Tanjung Priok disebelah Utara dan kawasan Kebayoran disebelah selatan ,serta mempunyai simbol-simbol tertentu dengan dua pilar beton dengan tinggi 30 meter dengan tinggi patung sekitar 7 meter terletak pada poros lingkaran piring raksasa dengan garis tengah selebar 100 meter dengan landasan dikelilingi oleh air kolam yang merefleksikan bentuk patung itu dalam bayangannya seakan memberikan kesan kedalaman arti dan makna dari keberadaan monumen selamat datang , sungguh megah monumen terlihat seakan-akan melambai mega raya dilangit.

Jika kita menanyakan kepada orang-orang tua tentang kemegahan monumen tersebut pastilah mereka dengan bangga menceritakan kisah berdirinya Monumen Patung selamat Datang tersebut.

 

Beberapa puluh tahun kemudian…

 

 

Disela-sela pekatnya awan timah hitam yang melayang–layang diatas langit Bundaran HI, tetap tampak sepasang remaja melambaikan tangan lambaian selamat datang ,entah kepada siapa? Dahulu lambaian tangan tersebut disampaikan untuk menyambut duta olahraga dari berbagai negara.Sekarang entah lambaian tangan selamat datang itu dilambaikan kepada siapa ? pada anarki kah? pada reformasikah? pada polusikah?atau sebenarnya lambaian tangan sepasang remaja tersebut sebenarnya adalah lambaian S.O.S untuk minta diselamatkan dari keangkara-murkaan polusi suara ,polusi udara , minta untuk diselamatkan dan dilindungi dari penyalahgunaan fungsi bundaran HI ,sesungguhnya tidak ada yang tahu dan tidak ada seseorangpun yang dapat menebak arti lambaian tangan tersebut, mungkin juga ‘mereka’ tahu tetapi pura-pura tidak tahu.

 

Meskipun Monumen Bundaran HI telah direnovasi oleh Pemda DKI dengan dihiasi dengan 5 (lima) Formasi Air Mancur yang merupakan simbol ideologi Negara Republik Indonesia yaitu PANCASILA yang memiliki 5 (lima) sila dan sekaligus juga merupakan simbol dari tanda memberi salam kepada kota Jakarta sebagai kota Ibu Negara dan Kota Metropolitan dengan formasi ucapan Selamat Pagi, Selamat Siang ,Selamat Petang , Selamat Malam dan Selamat Hari Minggu.

Fungsi Bundaran HI sebagai titik jantung ibukota telah berubah fungsi sebagai tempat terbaik untuk kaum demostran Menyuarakan ‘suara hati nurani rakyat’ , meskipun telah diketahui bahwa tidak ada satupun gedung Pemerintahan sebagai sasaran dari aksi demonstrasi itu berada disekeliling area tersebut ,bagaimana pemerintah bisa dan mau mendengar isi orasi-orasi yang disuarakan ? malah akibatnya setiap ada kegiatan di area monumen tersebut menyebabkan kemacetan yang padat dengan hiruk pikuk suara mesin dan klakson pengendara kendaraan bermotor bersaing dengan suara pengeras suara sang orator aksi demo. Hilanglah keindahan dan kemegahan monumen bundaran HI untuk sementara waktu dan agak teraniaya maksud tujuan dari revosai Bundaran HI.

 

Berdirinya Patung Selamat Datang bertepatan dengan berdirinya Hotel Indonesia, yang dibangun berdasarkan penjiwaan dan daya cipta Presiden Soekarno presiden Republik Indonesia Pertama , dengan maksud supaya Indonesia yang masih dalam muda dalam usia kemerdekaannya memiliki sebuah Hotel bertaraf internasional yang bisa dibanggakan kepada negara-negara lain.Patung Selamat Datang, terletak tepat ditengah piring raksasa dengan bahan patung yang dibuat dari tembaga dengan warna kemerah-merahan dengan simbol lingga-yoni .yang merupakan simbol favorit bung karno dalam mengkreasi suatu bangunan. saat sekarang kondisi patung telah berwarna kehijau-hijauan akibat hujam asam yang sering membasahi tubuhnya hingga burungpun enggan untuk singgah bertengger disana atau burung sudah memang tidak eksis lagi di atmosfir udara jakarta.

 

Kita semua tahu bahwa selama ini patung tersebut menjadi saksi bisu daripada perkembangan sejarah dan politik pemerintahan bangsa Indonesia dimulai dari pemerintahan Presiden pertama RI dan pergantian presiden selanjutnya, pergantian gubernur DKI-JAYA dan selanjutnya dan lebih khususnya lagi Monumen Patung Selamat datang di Bundaran HI menjadi saksi perkembangan tumbuhnya Kota Jakarta yang tumbuh secara liar tanpa terkendali bagaikan remaja yang tidak terikat pada kaidah-kaidah dan norma norma yang lazim, hal ini dapat terlihat dari arah pencapaian/kedatangan yang menjadi dasar didalam menentukan posisi sepasang patung untuk melambai menjadi tidak jelas karena titik kedatangan telah berubah,tidak lagi dari arah kemayoran( Pelabuhan Udara) dan Tanjung priok (Pelabuhan Laut), tetapi mungkin juga dasar patung ,hingga hari ini tetap saja melambai pada arah yang sama meskipun semua telah berubah.

 

Denyut nadi berdetak dengan cepat dan sang waktupun berjalan dengan pesat Kota Jakarta menjadi ruang kota yang semakin melebar tanpa arah yang pasti ,Bundaran HI makin bertambah kapasitas pemakai jalannya hingga sekarang kedudukan Monumen Bundaran HI tepat berada dijantung Ibukota, lain dengan dulu saat baru diresmikan ditahun 1962 bundaran HI masih berada didaerah pinggiran kota Jakarta, kita masih bisa kita melihat kondisi Jakarta pada saat Hotel Indonesia berdiri dan pembuatan monumen baru sedang dalam penggalian dasar tempat berdirinya monumen patung selamat datang dari dokumentasi pembangunan Hotel Indonesia ,difoto-foto tua dokumentasi pembangunan dapat dilihat dengan jelas Jalan Sudirman masih sepi dari bangunan-bangunan pencakar langitnya ,dimana Jakarta masih berusia muda untuk berkembang dan masih mudah untuk direncanakan perkembangannya dengan kalimat canggihnya pembuatan MasterPlan Kota- nya .

 

Monumen Bundaran HI saat sekarang sering dimanfaatkan sebagai Titik Acuan pencapaian , hal ini bisa kita lihat dari kalimat-kalimat promosi real astate atau property, kita mungkin tidak asing dengan kalimat-kalimat ‘Lokasi Perumahan kami hanya 30 menit dari jantung kota’ dan digambarkan Jantung Kota tersebut adalah patung Selamat datang bundaran HI , dan sebagai Titik Orientasi /landmark kota coba kita ingat pada era 80-an monumen bundaran HI pernah dijadikan Latar belakang dari sebuah acara telivisi yang terkenal lewat Putri Malamnya ,Masih ingat? dan kini sebuah Stasiun Telivisi dengan Acara berita juga mengambil lokasi Monumen Bundaran HI sebagai latar belakang layout studio.

 

Sungguh bermaknanya Monumen bundaran HI sebagai Ciri/identitas dari Kota Jakarta hingga dapat mengalahkan keberadaan pamor Monumen Nasional yang sebenarnya adalah landmark dari Kota Jakarta, atau mungkin karena kawasan MONAS yang telah dibatasi dengan pagar pembatas yang tinggi seakan – akan memisahkan rasa kepemilikan masyarakat sehingga masyarakat Jakarta lebih memilih dan menyukai Monumen Bundaran HI.

Begitu banyak ketertarikan dan kepentingan masyarakat terhadap Monumen Bundaran HI , padahal kita tahu masih banyak monumen air mancur di jakarta yang juga menarik dan baik, seperti Monumen Patung Pemuda diujung jalan sudirman, Monumen Air Mancur Pertamina yang berada di taman martha tiahahu kawasan Blok M Jakarta selatan.
Mungkin karena nilai historis yang berdekatan dengan ” founding father” kah? yang menyebabkan Monumen Bundaran HI terlihat terlebih spesial dan selalu diindat masyarakat atau karena Bundaran HI dikelilingi oleh bangunan-bangunan pecakar langit yang megah dan modern yang seakan – akan menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di masyarakat jakarta.

 

Jika berbicara tentang JANTUNG KOTA kita teringat akan PARU-PARU KOTA yang disandang oleh Ruang Terbuka Hijau (RTH) MONAS. Nasib paru-paru kota juga tak jauh berbeda dengan jantung kota ini ,dimana perencanaannya tidak dapat menggambarkan fungsinya secara benar sebagai tempat interaksi sosial masyarakat kota, malah taman kota tersebut sekarang malah seakan-akan terpenjara dan jauh dari jangkauan emosi masyarakat sebagai pemilik taman kota tersebut . Apakah bundaran HI juga akan mengalami nasib sepenanggungan dengan paru-parunya? jika demikian hal yang terjadi maka sekaratlah kota ini.Penduduk Kota Jakarta DKI akan dapat menghirup udara segar dengan membayar di ANCOL, RAGUNAN, TMII jika ada uang lebih dapatlah kiranya menghirup udara segar diluar kota Jakarta yaitu di puast-pusat rekreasi seperti di kebun raya BOGOR ,CIBODAS ,PUNCAK RAYA dan ANYER atau PELABUHAN RATU.

Sudah saatnya Pemerintah Daerah Jakarta mengkaji ulang keberadaan monumen-monumen yang masih berada dikawasan lain di jakarta tetapi sudah tidak terpelihara dengan baik, dan telah jauh dari tujuan utama untuk menjadikan monumen-monumen tersebut sebagai TITIK ORIENTASI PENCAPAIAN pencapaian pada suatu kawasan daripada harus membangun kembali monumen-monumen baru dengan simbol-simbol yang baru .

 

Kita mungkin pernah mendengar lagu pop Indonesia dengan judul KEMBALIKAN BALIKU ciptaan Guruh Soekarno Putra yang pernah diikutsertakan pada festival Asian Song di Tokyo sekitar tahun 80-an, sekarang tibalah saatnya kita menyanyikan lagu KEMBALIKAN BUNDARAN HI…JANTUNG KOTAKU. meskipun nyanyian tersebut akan sumbang untuk didengar oleh petinggi-petinggi yang berwenang.

Hidup tidak hanya bisa lebih baik dengan kritikan tetapi juga dengan pernyataan karya dan buah pikir yang nyata dan langsung.

 

Siap…..Laksanakan..!